Powered by Blogger.
===================================================================
Assalamualaikum Sobat Saham Ceria,
Salam sejahtera bagi kita semua,

Untuk meningkatkan kemampuan menulis sobat, silahkan tulis artikel mengenai pasar atau saham, cara kamu memahaminya, suka duka, awal mula, cita-cita, harapan, kesalahan hingga cara memperbaikinya, bedah buku / tulisan trader lain, mitos, dan sebagainya. Ada banyak sekali hal yang bisa kamu tuliskan.

Lebih disukai yang berisikan pengalaman ataupun paparan yang sarat dengan logika dan argumen yang kuat, sehingga sobat lain bisa belajar dari pengalamanmu itu.

Kirimkan tulisan kamu ke sahamceria1@gmail.com dengan format :

Nama penulis : boleh nama pena ataupun nama asli
Email :
Link Blog : (kalau ada)
Judul :
Uraian :
Referensi : (kalau ada)

Panjang tulisan antara 4000-5000 karakter. Tulisan yang menarik akan saya posting di blog ini. Dulu saya memulai untuk memahami pasar ini lewat menulis. Siapa tahu kamu pun juga begitu.

Semoga sukses dan salam trader!
===================================================================

Memprediksi Saham, Mewujudkan Mimpi Yang Sempurna

Posted by Saham Ceria

Memprediksi Saham, Mimpi Yang Terlalu Sempurna
Dikutip dari buku Wealth Magic - Petter Spann :
"Berinvestasi di pasar saham akan menyikapi hubungan Anda yang sebenarnya dengan uang. Ini adalah guru yang keras, dingin, lincah, dan kejam dari karakter manusia. Setiap ketamakan yang kamu tunjukkan dengan cepat akan dikoreksi oleh kerugian di pasar. Setiap keraguan dengan cepat akan dihancurkan oleh hilangnya kesempatan. Setiap kesalahan dan penilaian akan dengan cepat diperbesar. Disiplin dan kemampuan memprediksi merupakan kunci permainan ini."

Setiap pebisnis saham yang ingin sukses, mau tidak mau harus memiliki kemampuan memprediksi yang bagus. Sekarang coba jawab masing-masing, apanya yang mau diprediksi? Arahnya? Target harganya? Prospek ke depannya? Timingnya? Ini butuh penjelasan yang rada panjang. Ada terlalu banyak ranting yang harus diluruskan. Semua itu dilakukan untuk mewujudkan mimpi yang sempurna seorang pelaku pasar saham. Ada terlalu banyak salah kaprah yang terjadi dalam menyikapi istilah prediksi ini. Ketika saya bergabung di forum-forum diskusi saham, saya selalu mengulang-ulang nasehat bahwa sedapat-dapatnya janganlah memprediksi saham. Pastinya nasehat ini akan terdengar bertolak belakang, kan? Kenapa saya justru memberikan nasehat seperti itu, padahal untuk berhasil harus bisa memprediksi saham? Alasannya karena untuk bisa memprediksi saham adalah justru dengan cara tidak memprediksikannya sama sekali.

Dalam setiap kasus saham bergerak naik atau turun, itu karena ada yang memicunya entah itu dari aksi korporasi perusahaan, fundamental yang bagus, teknikal yang bagus, gorengan bandar, dan sebagainya. Ini seperti reaksi berantai dimana saham berada pada rantai terakhirnya, seperti eksekusi terakhir dari rentetan kejadian yang terlalu panjang untuk dipahami oleh seorang trader jangka pendek. Ketika kamu hendak memprediksi saham, ada beban berat yang akan kamu hadapi. Seolah-olah kamu sedang naik ke pentas dengan pakaian badut plus topengnya dan berusaha untuk mengajarkan bagaimana cara menyanyi yang baik. Ya ada kekhawatiran bahwa itu hanya akan jadi bahan olok-olok saja. Tapi ketika prediksimu tepat, pakaian badut plus topengnya itu akan berubah menjadi pakaian ksatria plus helm-nya yang mengajarkan bagaimana caranya bertempur.

Jika kamu diminta memprediksikan apakah besok akan hujan atau tidak, kira-kira apa yang akan kamu lakukan? Mungkin kamu akan menunggu laporan prakiraan cuaca untuk mendapatkan kesimpulan yang lebih kuat. Atau mungkin kamu lebih suka asal tebak. Atau juga mungkin kamu lebih suka tak memberikan prediksi apapun, sembari tetap mengawasi perubahaan angin dan bentuk awan. Dengan kata lain, jika sudah muncul petanda, barulah kamu bisa melakukan prediksi. Di saham pun begitu. Sayangnya tidak ada badan meteorologi dan geofisika di bursa saham agar kita bisa mendapatkan laporan 'prakiraan cuaca'. Alhasil yang ada hanya orang-orang yang asal tebak dan orang-orang yang sedang menunggu petanda / sinyal.

Bagaimana smart money tahu bahwa saham yang dipegangnya akan naik? Maka jawabnya, mereka pun sebenarnya tidak tahu. Dan tak seorang pun tahu, terkecuali Tuhan. Apakah bandar tahu? Bandar mana yang tahu? Mereka mungkin tahu tentang supplai dan demand yang sedang 'dibentuk', tentang volume riil saham yang berlangsung, tapi tetap saja bandar juga tidak akan pernah tahu bagaimana hasilnya nanti. Dan bukan cerita baru kalau ada bandar yang gagal menjalankan aksi mengerek harga. Selain Tuhan, tak ada yang benar-benar tahu apakah sebuah saham akan naik atau tidak.

Kita pastinya tidak akan menerima begitu saja alasan 'tidak tahu'. Misalkan seorang investor memilih 10 macam saham, 8 di antaranya naik pesat, dan hanya 2 yang flat dan turun. Dengan probabilitas benar dalam memilih saham mencapai 80%, tentunya kita berfikir bahwa pasti dia tahu dan tidak mungkin tidak tahu. Tapi apakah kita mau menerima fakta bahwa dalam 8 saham yang dipilihnya benar, hanya 1-2 saja yang dia tahu persis akan naik. Selebihnya, tidak tahu sama sekali. Dia mengambil keputusan beli bukan karena tahu harga saham itu akan naik, tapi karena tahu kondisi sudah aman berdasarkan apa yang dia 'lihat'. Apa yang dia 'lihat'?

(Bersambung)

Related Post



Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...